Satu Pagi di Bulan Ogos...
Satu pagi di bulan Ogos…
Subuh ini ku dengar suara burung bernyanyi,
kicauannya indah menghibur hati,
Di atas sana langit jingga dan biru firus menyapa mesra sinaran pagi,
Aku dan segala kelemahanku memanjat kesyukuran ke hadrat Illahi,
Memohon diberkati satu hari lagi dari legasi hidup ini…
Satu pagi di bulan Ogos,
Aku mulai berdandan sederhana sambil oleskan gincu tipis dibibir,
Bersama permata hatiku yang barangkali masih diulit mimpi indah di tubir malam,
Melangkah seiiring kami memulakan satu lagi rotasi kehidupan...
Satu pagi di bulan Ogos,
Sepanjang jalan kulihat anak-anak sekolah girang mengatur langkah,
Bersama teman-teman beriringan ke sekolah,
Kicauan burung di pepohon semarak bagaikan nada riang yang diolah,
Walau mungkin hanya gagak riuh berkawan,
Namun masihku andaikan itulah murai, serindit atau kelicap berkicauan,
Yang satu ketika dahulu pernah mengiringi langkahku menimba ilmu bersama teman…
Satu pagi di bulan Ogos,
Kesesakan jalan di lebuhraya sudahpun sebati aku tempuhi,
Malahan anggota lalulintas yang bertugas sudah mula kukenali,
Nun bersusun mobil di jalanan, hanya menunggu hijaunya lampu,
Di radio sang DJ sedang asyik memutarkan lagu,
Sesekali aku tersenyum sendiri mendengar celoteh dan topik di pagi itu…
Satu pagi di bulan Ogos,
Di sebuah bangunan kelas pendidikan khas,
Anak-anak riang bermain dan bersenda,
Sungguh ada yang sedikit terencat,
Ada yang bisu, ada yang lembam,
Ada yang hyper, ada yang autisme,
Malahan ada yang down syndrome,
Namun anak-anak itu apa tahunya?
...Melainkan dari bermain, bergaduh, bersenda dan bergelak ketawa…
Lihat itu Ikhwan tersenyum meleret penuh ceria menyambut Ammar dimuka pintu,
Atau Kit Soon yang seringkali tergopoh-gapah menggapai tanganku untuk dicium,
Atau ‘Kak Long’ Ina yang sedikit lembam tidak henti-henti becok mulutnya melapor segala aktiviti Ammar di hari-hari yang sudah,
Atau lihat Wan yang bisu itu berlarian ke sana-sini mengusik semua orang yang ditemui...
Wahai Ogos yang mendamaikan,
Itu semua anak-anakku jua,
Yang keletahnya tidak pernah gagal menghiburkan hatiku,
Yang tidak pernah tahu gusarnya hati seorang ibu,
Yang tidak pernah mengerti kocaknya hati sang ayah,
Ketawalah anak-anakku,
Bermainlah dengan riang anak-anakku,
Jangan pernah gundah menyelimuti dirimu,
Kerna masa depan bukan kita yang tentu!
Satu hari di bulan Ogos sudah berlalu,
Tinggal aku termangu dijendela dari ruang kamarku,
kala senja meninggalkan silhoutte jingga dan ungu,
Esok, satu hari lagi pasti menunggu,
Nantilah aku di pagi itu……
Subuh ini ku dengar suara burung bernyanyi,
kicauannya indah menghibur hati,
Di atas sana langit jingga dan biru firus menyapa mesra sinaran pagi,
Aku dan segala kelemahanku memanjat kesyukuran ke hadrat Illahi,
Memohon diberkati satu hari lagi dari legasi hidup ini…
Satu pagi di bulan Ogos,
Aku mulai berdandan sederhana sambil oleskan gincu tipis dibibir,
Bersama permata hatiku yang barangkali masih diulit mimpi indah di tubir malam,
Melangkah seiiring kami memulakan satu lagi rotasi kehidupan...
Satu pagi di bulan Ogos,
Sepanjang jalan kulihat anak-anak sekolah girang mengatur langkah,
Bersama teman-teman beriringan ke sekolah,
Kicauan burung di pepohon semarak bagaikan nada riang yang diolah,
Walau mungkin hanya gagak riuh berkawan,
Namun masihku andaikan itulah murai, serindit atau kelicap berkicauan,
Yang satu ketika dahulu pernah mengiringi langkahku menimba ilmu bersama teman…
Satu pagi di bulan Ogos,
Kesesakan jalan di lebuhraya sudahpun sebati aku tempuhi,
Malahan anggota lalulintas yang bertugas sudah mula kukenali,
Nun bersusun mobil di jalanan, hanya menunggu hijaunya lampu,
Di radio sang DJ sedang asyik memutarkan lagu,
Sesekali aku tersenyum sendiri mendengar celoteh dan topik di pagi itu…
Satu pagi di bulan Ogos,
Di sebuah bangunan kelas pendidikan khas,
Anak-anak riang bermain dan bersenda,
Sungguh ada yang sedikit terencat,
Ada yang bisu, ada yang lembam,
Ada yang hyper, ada yang autisme,
Malahan ada yang down syndrome,
Namun anak-anak itu apa tahunya?
...Melainkan dari bermain, bergaduh, bersenda dan bergelak ketawa…
Lihat itu Ikhwan tersenyum meleret penuh ceria menyambut Ammar dimuka pintu,
Atau Kit Soon yang seringkali tergopoh-gapah menggapai tanganku untuk dicium,
Atau ‘Kak Long’ Ina yang sedikit lembam tidak henti-henti becok mulutnya melapor segala aktiviti Ammar di hari-hari yang sudah,
Atau lihat Wan yang bisu itu berlarian ke sana-sini mengusik semua orang yang ditemui...
Wahai Ogos yang mendamaikan,
Itu semua anak-anakku jua,
Yang keletahnya tidak pernah gagal menghiburkan hatiku,
Yang tidak pernah tahu gusarnya hati seorang ibu,
Yang tidak pernah mengerti kocaknya hati sang ayah,
Ketawalah anak-anakku,
Bermainlah dengan riang anak-anakku,
Jangan pernah gundah menyelimuti dirimu,
Kerna masa depan bukan kita yang tentu!
Satu hari di bulan Ogos sudah berlalu,
Tinggal aku termangu dijendela dari ruang kamarku,
kala senja meninggalkan silhoutte jingga dan ungu,
Esok, satu hari lagi pasti menunggu,
Nantilah aku di pagi itu……
Comments